Sabtu, 06 Desember 2008

pintar tapi bodoh, kaya tapi miskin dan dampak yang terjadi pada RI

seperti kita ketahui bahwa sebenarnya manusia tidak ada yang bodoh, hanya bergantung pada cepat dan lambatnya saja seseorang dapat meresap sesuatu, tapi semua pada akhirnya pasti bisa. Sejarah juga mengatakan, bahkan memang itu benar, bahwa bangsa ini adalah bangsa yang makmur. Saya rasa kita semua tahu bahwa bangsa Indonesia ini adalah bangsa yang pintar dan makmur, bahkan seharusnya juga sejahtera. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa kita hidup dalam era kapitalis dan globalisasi, dan sampai kapanpun akan tetap kapitalis. dimana informasi menjadi kebutuhan premier dan sangat berkembang baik kemajuannya cara penyampaiaanya maupun kontent dari informasi itu sendiri. Kita dilahirkan untuk menjadi sesuatu, sesuatu itu akan terbentuk mulai dari saat kita kecil, dan di sini kapitalis berperan besar, yaitu dalam memanjakan masin2 masing manusia untuk membuat eksistensi diri merka, namun tidaklah terlepas, dari misi kapitalis itu sendiri, jadi bisa diartikan kebebasan yang direpresentasikan ulang tidak sesuai dengan realita yang ada. Ya sudahlah, selama itu membuat dampak yang positif, namun belakang ini tidaklah demikian. Dampak yg dihasilkan kebanyakan negatif, dimana pada masyarakat menengah kebawah di ibukota, apalagi yang berada di daerah2 (kecil khususnya), kemisikinan itu sengaja dibuat, dengan tujuan dengan adanya kemiskinan, semoga pemikiran2 rakyat tidaklah meluas dan tersadar. Bahkan informasi juga di perhambat, sama halnya dengan selera pasar yang tidak berkembang, boleh dibilang semua berdasarkan atas nama pasar, saya pun tidak tahu pasar yang mana. Kita tahu bahwa semua disiplin ilmu saling berkaitan satu dengan yg lainnya, dan disini yang memegang kendali adalah orang2 yg berkuasa dan politik yg paling tinggi. Dengan demikian dari apa yang dilakukan diatas, maka sangat mudah dimasuki pikiran2 bahkan ideologi yang dapat merubahseseorang menjadi liar dan dapat disetir, kacaunya kok malah merusak persatuan dan kesatuan RI. Pada masyarakat kelas menengah keatas, situasi seperti ini membuat mereka untuk mewujudkan hegemoni2 yang dapat juga diikuti oleh kelas menengah kebawah, tetapi tidak menutup kemungkinan, merekapun dikendalikan oleh yg sistem yang lebih besar dari mereka. Berbagai macam cara dilakukan, secara baik mukanya, pelan2 atau secara ekstrim, frontal dan keras. Jadi saat ini boleh dibilang banyak dari kita terlihat pintar tapi bodoh, kaya tapi misin dan terlihat secara nyata moral dan agama yang adalah basisi dari segala sesuatu, jika memang kita masih bergama, akhirnya disalahgunakan. Dalam tulisan ini saya tidak menuliskan contoh2, karena memang saya menuggu dari persepektif mana anda melihat tulisan yang saya buat, ideologi apa ketika anda ingin berkomentar, saya tunggu pendapat anda, yaw?

Tidak ada komentar: